Konservasi Arsitektur





BAB III
GAMBARAN KAWASAN

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa,  Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.  Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.

Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan  budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.
Kawasan wisata Setu Babakan juga berfungsi sebagai ‘paru-paru’ hijau kota Jakarta khususnya Jakarta Selatan. Tempat ini berfungsi sebagai penyangga kawasan hijau penyeimbang polusi udara Jakarta. Danau luas yang menampung aliran air dari sungai Ciliwung, juga berfungsi sebagai sumber air resapan kawasan sekitarnya. Danau Setu Babakan juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti bermain perahu air – bebek kayuh, Perahu naga dengan penumpang beregu, menyaksikan penduduk menjala ikan di pagi hari, dan areal pemancingan baik yang menghadap danau atau empang-empang sewaan disekitar danau. Lahan luas hijau adalah area bagi yang menyukai aktifitas olah raga pagi, jalan kaki, lari, bersepeda, atau senam gerak badan. Jalur trek yang mengitari danau luas adalah rute nyaman sepanjang mata memandang.

Taman disekitar danau ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, Jengkol, dsb.Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini areal wisata Setu Babakan, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll. dijajakan disana.

Siteplan Kawasan Setu Babakan

Wisata kampoeng budaya yang disajikan antara lain arsitektur rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, bangunan masjid dan rumah-rumah kampung.




Suasana Setu Babakan


Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan menawarkan tiga paket wisata, yakni wisata budaya, wisata agro dan wisata air. Melalui wisata budaya, pengunjung bisa menikmati pagelaran seni baik itu musik, tarian maupun teater pada setiap minggu. Atraksi upacara maupun prosesi budaya seperti upacara pernikahan, sunatan, akekah, hatam quran, nujuh bulan dan lainnya juga dapat disaksikan dibulan-bulan tertentu ataupun pada saat festival Setu Babakan yang biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus.

Wisata Agro, pengunjung bisa menikmati buah-buahan khas Betawi yang ditanam di pekarangan rumah warga sekitar Setu Babakan. Untuk wisata air pihak pengelola menyediakan sepeda air, perahu dan tempat pemancingan. Selain itu, di lokasi ini dapat ditemui para penjual makanan khas betawi yang jarang ditemui di tempat lain di Jakarta.

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan sebagai perkampungan budaya maupun objek wisata belum bisa dibilang ideal. Banyak faktor yang kurang dalam pengembangannya. kurangnya media informasi kawasan, pengembangan sarana dan prasarana pendukung yang belum optimal menjadi masalah dalam pengembangan kawasan ini.

Peranan pengelola dan pihak terkait dalam pengembangan kawasan ini sangat dibutuhkan sehingga permasalahan yang terjadi dapat teratasi. Sehingga apa yang di cita-citakan semua pihak terhadap kawasan ini dapat tercapai.

Langgam Arsitektur Betawi
Rumah tradisional Betawi memperlihatkan pengaruh arsitektur luar, seperti Eropa, Cina, dan Arab. Hal ini terlihat dari bentuk pintu, jendela, lubang angin, dan ornamen lain. Rumah adat / Rumah Tradisional Betawi pada umumnya terbuat dari kayu dan bambu mulai struktur rangka sampai keseluruhan bangunan kecuali atab dan lantai.


Rumah Adat Betawi

Secara umum rumah Betawi memiliki serambi pada bagian depan tanpa dinding alias terbuka dan mempunyai sebutan langkan. Pada serambi biasanya terdapat bale tempat santai penghuni rumah, Material kayu yang di gunakan untuk membangun rumah tradisional Betawi biasanya menggunakan kayu sawo, kayu kecapi, bambu, ijuk, rumbia, genteng, kapur, pasir, semen, ter, plitur, dan batu untuk pondasi tiang. Dan bagian dinding mengunakan papan terbuat dari kayu nangka atau anyaman bambu atau biasa di sebut gedek

Di sisi lain, tata ruang rumah Betawi juga mirip dengan rumah modern, yakni memiliki ruang publik, ruang privat, dan area servis. Dalam rumah Betawi, kawasan publik berada di teras depan (disebut amben); ruang pribadi ada di tengah, dimana di dalamnya terdapat kamar (disebut pangkeng); sementara ruang servis atau dapur disebut srondoyan.

BAB IV
USULAN PENANGANAN PELESTARIAN

Kegiatan Konservasi yang dilakukan di Setu Babakan meliputi pengelolaan kawasan, dimana fokus usaha yang dilakukan meliputi penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di dalamnya.
Di kawasan Setu Babakan ini memiliki luas area yang sangat besar, sehingga untuk lebih memudahkan area pengamatan dibagi menjadi 4 zona, yaitu ;



 Pembagian Zona

Keterangan dan Penjelasan :
Zona 1 : Biru, Zona 2 : orange, Zona 3 : hijau, dan Zona 4 : Kuning.
Zona 1 ; yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pusat kebudayaan betawi, yang berisi pusat replika pemukiman rumah budaya betawi.


Rancangan Zona 1 Oleh Pemerintah DKI

Pada kawasan ini pelaksanaan pembangunan baru mencapai 20% dari total site yang akan terbangun karena kendalanya masih ada lahan yang belum terbebas.
Gambaran rancangan ini akan dibuatnya sebuah entrance atau pusat informasi kawasan budaya dengan pintu akses utama melalu jalan Moch. Kahfi II, terdapat pula sebuah wisma / penginapan bagi para pengunjung atau orang yang ingin belajar mengenai budaya bertawi lebih dalam. Untuk menunjang semuanya dan agar budaya betawi tidak punah maka akan di bangun sebuah bangunan sebagai tempat pelatihan seni budaya dan pusat pendidikan.


Kesenian Tari dan Boneka Budaya Betawi

Zona 2 ; pada kawasan di zona 2 ini di rancang sebuah kawasan perkampungan budaya betawi yang kini sudah ada di zona 2 dan lebih di perbaiki dengan permukiman deret yang mengusung konsep rumah tradisional betawi agar lebih indah dan nnyaman bila berada di lingkungan situ babakan ini.



 Kawasan Zona 2

Pada zona 2 terdapat 3 kawasan yang berbeda dan saling menyatu satu sama lain yaitu :

Warna hijau menunjukan kawasan perkampungan betawi yang kini sudah ada yang berfungsi sebagai tempat bersosial masyarakat kampung babakan dan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat sekitar, juga tempat mengadakan acara-acara seni betawi seperti lenong dll.



 Pertunjukan Lenong di Kawasan PBB

Warna ungu menunjukan lokasi wisata kuliner yang menjadi satu dengan tempat pemancingan agar masyarakat sekitar tidak memancing di kawasan situ. Dan pada lokasi ini juga di baut taman bermain anak.


 Desain Pemancingan dan Wisata Kuliner

Warna merah menunjukan kawasan rumah / permukiman rumah deret dan memiliki kesamaan bentuk dengan mengusung konsep perumahan betawi modern. Dengan vie mengarah ke arah situ babakan.


 Desain Perkampungan Deret Di Sekitar Pinggiran Situ Babakan

Zona 3 : pada zona tiga ini saat ini terdapat sebuah pemancingan masyarakat dan rumah juga kios wisata kuliner masyarakat. Tidak berbeda jauh design pada zona 3 ini di bagi menjadi 3 kawasan yaitu kawasan kuliner dan kawasan perumahan deret betawi.

Zona 4 : seperti yang di sudah di rancang oleh pemerintah DKI Jakarta seperti di bawah ini,





 Kawasan Zona 4

 Pada rancangan di zona 4 terdapat 3 kawasan yaitu kawasan studio alam, plaza dan resort.
Studio alam ini berfungsi sebagai tempat home industri dll.


Desain Perumahan Betawi Modern Pada Studio Alam

Pada kawasan ini sama seperti pada zona 1 dan gabungan dengan zona 2.
Plaza yang di fungsikan sebagai tempak bersosialisasi / berkumpul dan mnyatukan/menghubungkan dari zona 1 sampai 4.


Desain Dermaga

Resort yang difugnsikan sebagai wilayah komersil /penginapan bagi pengunjung domestik maupun turis.


 Desain Resort

Pembagian lokasi menjadi 4 zona juga harus di sesuaikan dengan lokasi sekelilingnya. Penggunaan konsep pendestrian oriented agar tidak tejadi kerusakan yang berkepanjangan juga membuat pengunjung merasa nyaman.


 Desain Pedestrian Oriented Pada Keliling Situ

Pedestrian pada bagian barat dan timur tidak jauh berbeda adanya tempat berjalan manusia dan jalur sepeda.


 Desain Pedestrian Oriented Pada Keliling Situ


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tema di kawasan situ babakan sangat mendukung terciptanya suatu keunikan tersendiri sehingga mengundang banyak pengunjung dan sebagai daya tarik agar membuat pengunjung untuk kembali lagi ke situ babakan.
 Untuk mengembangkan kawasan situ babakan perlu adanya musyawarah terbuka dengan masyarakat untuk meningkatkan kesan publik sesuai dengan fungsinya yaitu untuk publik siapapun dapat berkunjung.
 Pengembangan harus tetap memperhatikan lingkungan sekitar situ juga situ babakan itu sendiri.
kawasan Setu babakan harus di lindungi, di pelihara dan termasuk daerah yang harus di Konservasi. Karena menyimpan banyak potensi mulai dari potensi pariwisata, kebudayaan, arsitektur dan lainnya. Semakin banyak bangunan, kawasan yang di konservasi semakin baik karena menyimpan nilai kebudayaan yang sangat kental dan itu merupakan ciri khas atau identitas setiap daerah.
Konservasi bangunan namun tidak diiringi dengan antusiasme masyarakat lokal dalam menghidupkan kembali kawasan setu babakan merupakan tindakan besar namun tanpa hasil. Meramaikan kembali kawasan setu babakan yang ada merupakan salah satu tindakan pelestarian, ada banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya dengan kekuatan media sosial dan media seperti billboard dalam mempromosikan setu babakan. Alternatif lainnya juga bisa dengan melakukan kegiatan seperti public event atau acara-acara yang menarik masyarakat luas.

5.2 Saran
1.      untuk meningkatkan daya Tarik pengunjung dapat dilakukan dengan mengadakan banyak acara tradisionanl khas betawi.
2.      pengelola lingkungan sangat dibutuhkan setelah proses perancangan.
perlu diperketat peraturan dan pengawasan zoning lahan, agar pembangunan kota di sekitar kawasan tidak berbenturan dan merusak tatanan Cagar Budaya


0 comments:

Powered by Blogger.

Total Pageviews

Followers