Arsitektur Ramah Lingkungan
Arsitektur ramah lingkungan,
yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan
lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti
waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini
menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding
dengan arsitektur pada umumnya.
Green architecture atau Arsitektur
hijau didefinisikan sebagai sebuah istilah yang menggambarkan
tentang ekonomi, hemat energi, ramah lingkungan, dan dapat dikembangkan menjadi
pembangunan berkesinambungan.
Konsep bangunan ramah lingkungan,
membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan
bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Atap-atap bangunan
dikembangkan menjadi taman atap (roof garden, green roof) yang memiliki nilai
ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang hijau
bertambah).
Pemanfaatan
material bekas atau sisa untuk bahan renovasi bangunan juga dapat menghasilkan
bangunan yang indah dan fungsional. Kusen, daun pintu atau jendela, kaca,
teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan, diberi
sentuhan baru, dan dipakai ulang yang dapat memberikan suasana baru pada
bangunan. Lebih murah dan tetap kuat.Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
1.
Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
2.
Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan
3.
Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat
dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan)
4.
Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos
atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi bbm untuk
memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan)
5.
Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami
1. Batu bata
2. Semen
3. Batu alam
4. Keramik lokal
5.
Kayu
Perpustakaan UI
Lokasi
: Universitas Indonesia
Luas
bangunan : 30.000m2 atau 3 hektar
Jumlah
lantai : 8 lantai
Proyek ini
merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun
1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100
miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang
berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang
ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi
perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.
Bangunan
perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep
sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan
energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar
energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik
dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas
atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik,
air dan kertas.
Perpustakaan ini
mampu menampung sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau
sekitar 20.000 orang per hari. Koleksi buku di dalamnya akan menampung 3-5 juta
judul buku. Sistem IT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut
sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik
seperti e-book, e-journal dan lain-lain.
Konstruksi
- Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
- Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
- Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
- Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
- Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
- Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
- Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
- Terdiri delapan lantai,
- Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri toko buku, toko cenderamata, ruang internet, serta ruang musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
- Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.
- Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
- Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.
- Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.
Finishing Bahan
Bangunan
- Interior menggunakan batu paliman palemo.
- Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.
Bahan bangunan
dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo
untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu
dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.
Untuk melengkapi
desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter
lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu.
Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal
keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh.
Sumber:
8:49 AM
|
Labels:
ARCH
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment